Sabtu, 13 Oktober 2012

Mitos Telaga Ngebel di Ponorogo

Terletak di kecamatan Ngebel Kota Ponorogo Jawa Timur tepatnya di kaki Gunung Wilis terdapat sebuah telaga yang menurut warga setempat memiliki mitos yang aneh. Telaga tersebut dinamakan telaga ngebel. Letaknya yang di kaki gunung pemandangan dan panorama yang diberikan dari mulai perjalanan sampai menuju tempat telaganya itu sangat indah. Tapi banyak kejadian aneh di telaga itu, dari mulai banyaknya perahu-perahu wisata yang tenggelam di tengah telaga, dan banyak juga perahu yang mati mesin di tengah telaga. Bahkan menurut warga setempat telaga itu sudah banyak memakan korban jiwa. Konon menurut warga setempat telaga itu berasal dari kutukan atau sumpah jelmaan seekor naga yang marah kepada penduduk desa ngebel tersebut.
Awalnya terdapat naga sakti yang mediami hutan di kecamatan ngebel itu. naga itu di bunuh oleh masyarakat dan di ambil dagingnya untuk acara pesta di kampungnya tersebut. Naga itu berubah menjadi jelmaan seorang anak kecil yang  jelek dan kotor. Nama anak kecil itu "Baru Klinting". Baru Klinting mendatangi acara pesta itu, dan meminta makanan kepada masyarakat desa, tapi tidak ada satupun masyarakat yang mau memberinya makanan, tapi ada satu nenek yang bernama "Nyai Latung" yang mau memberi Baru Klinting makanan. Nyai Lantung sangat baik kepada Baru Klinting. Tetapi semua warga di sana tetap tidak suka dengan kehadiran Baru Klinting di acara tersebut.
Baru Klinting tetap diolok-olok oleh masyarakat desa itu, sampai akhirnya dia mulai marah ke masyarakat desa itu. Klinting lantas menantang warga untuk menarik lidi yang ia tancapkan di atas tanah, tapi tak seorangpun bisa menarik lidi tersebut. Setelah berpesan kepada Nyai Latung untuk menaiki lesung jika ada air bah yang keluar, Klinting pun langsung menarik lidi itu, dan keluarlah air bah yang besar yang kini menjadi Telaga Nebel. Semua warga itu pun hilang tenggelam dalam air bah.
Puncak keramaian di Telaga Ngebel terjadi pada malan 1 Sura (1 Muharam). Pada Malam itu  terdapat acara ritual seperti meberikan sesaji ke tengah Telaga berupa kepala Kerbau, dan menanam 4 kaki kerbau disetiap arah mata angin. Tradisi ini sudah dari dulu dilakukan oleh warga setempat. Tujuannya agar di berikan keselamatan oleh Yang Maha Kuasa.