Minggu, 20 Januari 2013

Semburan Lumpur Panas yang Tiada Henti








I  Latar Belakang

Lingkungan hidup terdiri dari 2 unsur yaitu unsur biotik dan unsur abiotik. Kedua unsur ini sangatlah berperan aktif dalam lingkungan hidup. Dalam unsur abiotik terdapat 3 komponen yaitu atmosfer (udara, iklim, cuaca, angin, suhu, dll.), hidrosfer (samudra, laut, sungai, dll.), dan litosfer (tanah, batu-batuan, bahan tambang, dll). Apa jadinya apabila udara di sekitar kita tercemar? Apa jadinya jika di wilayah kita juga tercemar? Bagaimana pula jika tanah sudah tak layak lagi untuk kita tinggali? Mungkin pada saat itu kita baru menyadari betapa berartinya unsur abiotik dalam lingkungan hidup. Demikian pula pada unsur biotik, tak kalah pentingnya. Yang termasuk golongan unsur ini adalah kita manusia, hewan, dan tumbuhan. Apa jadinya jika hewan dan tumbuhan punah? Kemungkinan kita akan kelaparan dan mati. Jadi apa salahnya jika kita mulai sekarang menjaga bersama unsur-unsur lingkungan hidup dan merenungkannya. Untuk itu kita harus menjaga kelestarian lingkungan hidup kita.
Pada kesempatan ini saya akan membuat tulisan tentang “Lumpur Panas Lapindo” atau biasa disebut “Lumpur Lapindo”. Lupur ini berada di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. Yang terletak di wilayah Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lumpur panas ini menyembur sejak tanggal 29 Mei 2006. Dan menyebabkan sampai sekarang telah menenggelamkan kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

II  Tujuan

·         Mengetahui perkiraan penyebab terjadinya semburan lumpur panas itu
·         Mengetahui zat yang terkandung dalam lumpur lapindo
·         Mengetahui dampak positif dan negatif dari semburan lumpur lapindo
·         Mengetahui upaya penanggulangan bencana lumpur lapindo

III Pembahasan

Lumpur panas lapindo atau biasa disebut lumpur lapindo terletak di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas Inc, yang terletak di wilayah Dusun Balongnongo Desa Renokenongo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Semburan lumpur panas ini sudah terjadi sejak tanggal 29 Mei 2006. Dan telah menenggelamkan pemukiman warga, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan sekitarnya.
Akibat kelalaian pihak PT. Lapindo ketika melakukan pengeboran gas yang berlebih-lebihan mengakibatkan semburan lumpur panas yang menggenangi berbagai wilayah di Sidoarjo, diantaranya Reno, Siring, Wangkal, Jatirejo, Balongbendo, Balongnongo, dan Perum Anggun Sejahtera di Desa Kedungbendo, Kabupaten Sidoarjo. Berbagai wilayah itu digenangi semburan luapan lumpur panas, karena keteledoran pihak pengolah tambang minyak, pipa yang seharusnya menguntungkan malah merugikan banyak orang yang berada di dekat luapan lumpur panas yang terus menerus keluar dari perut bumi.

Penyebab terjadinya semburan Lumpur Panas Lapindo 

Pada awalnya PT Lapindo Brantas akan melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 di awal tahun 2006. Sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang casing (selubung bor) untuk mengantisipasi potensi hilangnya lumpur dalam formasi dan masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat design pengeboran yang salah. Mereka membuat design dengan mengira zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya.
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.

Zat – zat kimia yang terkandung dalam Lumpur Panas Lapindo

Menurut hasil pengujian di tiga laboratorium, menyatakan bahwa Lumpur Lapindo mengandung zat – zat yang berbahaya bagi kelangsungan makhlik hidup. Antar lain :


Parameter
Hasil Uji
Arsen
0,045 Mg/L
Barium
1,066 Mg/L
Boron
5,097 Mg/L
Timbal
0,05   Mg/L
Raksa
0,004 Mg/L
Sianida Bebas
0,02   Mg/L
Trichlorophenol
0,017 Mg/L
 










Persamaan kimia adalah lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia. Sedangkan reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Salah satu reaksi kimia dari lumpur lapindo pada timbal adalah Reaksi Kombinasi, yaitu reaksi dua atau lebih zat (baik unsur atau senyawa) yang bereaksi membentuk satu hasil reaksi. Salah satu jenis reaksi kombinasi:
Timbal + Oksigen + Air ———>> Hidroksida Timbal
2PB(s) + O2(g) + 2H2O(l) —–>> 2Pb(OH)2(s)
Di atas adalah salah satu pengelompokan logam berat yaitu Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan juga dengan unsur oksigen atau disebut juga dengan oxygen-seeking metal. Niebor dan Richardson menggunakan istilah logam berat untuk menggantikan pengelompokan ion-ion logam ke dalam kelompok biologi dan kimia (bio-kimia). 

Dampak dari bencana Lumpur Panas Lapindo

Dampak Negatif
Semburan lumpur panas yang mengeluarkan lumpur setiap harinya. Volume lumpur semakin hari semakin banyak, sehingga lumpur meluber kemana-mana. Hal ini menyebabkan kerugian besar yaitu :
  1. Banyak petani kehilangan ladangnya, sawah yang terendam tidak dapat ditanami kembali karena tidak subur lagi.
  2. Banyak rumah penduduk yang terendam lumpur panas, rumah yang terendam tidak dapat ditempati lagi.
  3. Banyak sektor pendidikan terancam lumpur sehingga para siswa dipindahkan ke sekolah yang aman dari luberan lumpur.
  4. Banyaknya industri yang tutup, misalnya pabrik minuman, pabrik minyak wangi, pabrik kerupuk, pabrik payung tradisional, pabrik sabun, pabrik jam, dan industri yang lain.
  5. Banyak pengangguran, akibat semburan lumpur pabrik-pabrik ditutup karena takut adanya kebakaran di lumpur panas.
  6. Bau gas yang berasal dari lumpur panas membuat sesak nafas, dan kerusakan di saluran pernafasan.
  7. Banyak timbul penyakit – penyakit baru yang dikarenakan keracunan zat – zat kimia yang terkandung dalam lumpur lapindo.
  8. Perekonomian menjadi turun
Dampak Positif
Semburan lumpur panas itu tidah hanya menimbulkan dampak negative, tetapi ada juga dampak positif yang ditimbulkan. Antara lain :
1.   Lumpur yang sudah dingin dimanfaatkan oleh beberapa warga untuk membuat batu bata sebagai bahan  bangunan, karena batu bata yang dihasilkan berkualitas baik.
2.     Tanggul yang digunakan untuk menahan lumpur, dipakai sebagai tempat wisata yang digunakan  wisatawan    untuk melihat semburan lumpur tersebut.
3.      Logam – logam yang terkandung dalam lumpur lapindo seperti seng, natrium, lantanida, merkuri, timbal dan   lainnya dimanfaatkan oleh empat mahasiswa Universitas Negeri Semarang untuk membuat batu batrai kering, yang mempunyai kemampuan yang cukup baik.
4.      Menggunakan lumpur lapindo dalam pembuatan bangunan dapat mencegah pengerusakan bangunan akibat    gempa.


Upaya Penanggulangan Bencana Lumpur Panas Lapindo

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul.
Ada juga terdapat tiga cara awal untuk menghentikan semburan lumpur
1.   Menghentikan luapan lumpur dengan menggunakan snubbing unit pada sumur Banjar Panji-1. Snubbing unit adalah suatu sistem peralatan bertenaga hidraulik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan well-intervention & workover (melakukan suatu pekerjaan ke dalam sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400 meter yang tertinggal pada pemboran awal. Diharapkan bila mata bor tersebut ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke dasar sumur (9297 kaki) dan kemudian sumur ditutup dengan menyuntikan semen dan lumpur berat. Akan tetapi skenario ini gagal total. Rangkaian mata bor tersebut berhasil ditemukan di kedalaman 2991 kaki tetapi snubbing unit gagal mendorongnya ke dalam dasar sumur.
2.    Dilakukan dengan cara melakukan pengeboran miring (sidetracking) menghindari mata bor yang tertinggal tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik PT Pertamina. Skenario kedua ini juga gagal karena telah ditemukan terjadinya kerusakan selubung di beberapa kedalaman antara 1.060-1.500 kaki, serta terjadinya pergerakan lateral di lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu mempersulit pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul gelembung-gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan membahayakan keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di sekitar lokasi pemboran telah lebih dari 15 meter dari permukaan tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi. Karena itu, Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara permanen sumur BJP-1.
3.     pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan terlebih dulu membuat tiga sumur baru (relief well). Tiga lokasi tersebut antara lain: Pertama, sekitar 500 meter barat daya Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter barat barat laut sumur Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari Sumur Banjar Panji-1. Sampai saat ini skenario ini masih dijalankan.

IV Kesimpulan

Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi) , adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006, bersamaan dengan gempa berkekuatan 5,9 SR yang melanda Yogyakarta.
Semburan lumpur panas selama beberapa tahun ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.





Refrensi